Kelompok ISIS di Timur Tengah Diprediksi Akan 'Musnah' Akhir Tahun Ini

Kelompok ISIS di Timur Tengah Diprediksi Akan 'Musnah' Akhir Tahun Ini

Berita Internasional - Akhir tahun 2017 pemerintah Suriah akan mendapatkan kembali kendali perbatasan timurnya dan kelompok teroris ISIS tidak ada lagi. Hal itu dikatakan oleh Kepala Komite Pertahanan Majelis Rendah Rusia yang juga mantan komandan Pasukan Lintas Udara.

"Kami mengandalkan skenario di mana pasukan pemerintah Suriah memulihkan kontrol atas perbatasan timur Republik Arab Suriah dan ISIS tidak lagi ada sebagai struktur militer," kata Vladimir Shamanov seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (1/11/2017). 

Shamanov juga menyatakan bahwa sudah jelas bahwa Angkatan Udara Rusia telah berhasil memenuhi semua tujuan utama operasi Suriah.

Rusia memulai operasi Angkatan Udara melawan kelompok teroris ISIS di Suriah pada tanggal 30 September 2015, atas permintaan Presiden Suriah Bashar Assad.

Pada pertengahan Maret tahun ini, Presiden Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu untuk memulai penarikan pasukan Rusia dari Suriah, karena sebagian besar tujuan awal operasi telah dicapai pada saat itu. 

Namun, presiden juga memutuskan untuk mempertahankan kehadiran militer Rusia di pelabuhan Tartus dan di pangkalan udara Khmeimim untuk memantau pengaturan gencatan senjata di Suriah.

Pekan lalu Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah, yang didukung oleh Angkatan Udara Rusia, telah membebaskan lebih dari 90 persen wilayah negara tersebut. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengatakan bahwa sebelum Rusia mengirim Kelompok Angkatan Udara untuk melawan ISIS, teroris telah menguasai sekitar 70 persen wilayah Suriah.

Sementara itu harian bisnis Rusia, Kommersant mengutip "sumber diplomatik militer" yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Rusia berencana untuk mengurangi kehadiran militernya di Suriah dalam waktu terdekat. Pasalnya operasi kontra-teroris telah mendekati tujuannya. 

Namun, sumber tersebut mencatat bahwa sistem pertahanan anti-pesawat yang melindungi situs yang digunakan oleh Angkatan Udara Rusia akan tetap berada di negara ini.

Terkait hal ini, sekretaris pers Vladimir Putin, Dmitry Peskov, tidak mengkonfirmasi atau membantah laporan Kommersant. Ia hanya mengatakan bahwa keputusan tersebut tidak diumumkan di depan umum.
Share:

0 comments:

Post a Comment


RAJADOMINO

Total Pageviews

Blog Archive