Berita Internasional - Analisis baru mengungkapkan bahwa Angkatan Udara Inggris (RAF) telah menjatuhkan lebih dari 3.400 bom di sejumlah basis ISIS di Suriah dan Irak. Inggris pun mengklaim tidak ada bukti jika serangan udara Inggris membunuh atau melukai warga sipil.
Inggris meluncurkan kampanye udara melawan ISIS di Irak pada tahun 2014 dan Suriah pada bulan Desember 2015. Analisis oleh surat kabar 'i' menunjukkan bahwa sampai September tahun ini pasukan Inggris telah menjatuhkan setidaknya 3.482 bom dan rudal di kedua negara. Itu termasuk 2.089 bom pintar Paveway IV dan 486 rudal Brimstone yang lebih akurat yang dijatuhkan oleh jet-jet tempur Typhoon dan Tornado
Pemerintah menggambarkan Brimstone sebagai senjata paling akurat yang bisa ditembakkan oleh pesawat terbang. Sebuah perkiraan konservatif menaksirnya masing-masing seharga £ 100.000. Bom Paveway IV yang lebih berat diperkirakan menghabiskan biaya £ 30.000 dan Hellfire, senjata andalan armada drone Reaper, harganya masing-masing £ 71.300.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa serangan RAF telah menyebabkan korban sipil. Kami menyadari tantangan yang dihadapi oleh pilot koalisi dalam pertempuran perkotaan yang dekat melawan musuh teroris yang kejam yang menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan kepada surat kabar tersebut.
Klaim itu pun diperdebatkan oleh Airwars, sebuah kelompok kampanye yang memantau dampak serangan udara koalisi. Kelompok ini memperingatkan posisi RAF didasarkan pada pengamatan dari udara dan bukan laporan saksi mata dari lapangan.
"Mengingat bukti bahwa anggota koalisi non-Amerika bertanggung jawab atas kematian warga sipil, adalah kewajiban bagi negara-negara yang aktif dalam kampanye tersebut karena Inggris bersikap transparan mengenai apa yang terjadi setelah mereka menjatuhkan bom di Irak dan Suriah," kata kelompok itu seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (28/10/2017).
Menteri Pertahanan Sir Michael Fallon mengisyaratkan adanya perubahan dalam operasi Inggris pada hari Senin setelah kelompok teroris ISIS kehilangan bentengnya di Raqqa, Suriah. Pasukan Inggris akan diperintahkan "di luar garis" untuk melakukan tugas "perlindungan jarak dekat" ke Pangkalan Udara Al-Asad di Irak utara.
0 comments:
Post a Comment